Memahami Ikatan Emosional Penonton dan Karakter dalam Serial TV 'Friends'
Karakter-karakter dalam serial "Friends" sudah seperti teman bagi banyak penonton. Serial televisi ini memiliki daya tarik universal dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan banyak orang
Jakarta, Koridor.co.id - Kematian Matthew Perry, bintang dari serial TV "Friends", menjadi berita yang menyedihkan bagi banyak penggemar, terutama dari generasi Milenial dan Gen Z.
Anda mungkin heran mengapa kematian Perry begitu berdampak, terutama jika Anda belum pernah bertemu Perry secara langsung. Namun, ada alasan kuat mengapa reaksi penggemar bisa begitu emosional.
"Friends"
Karakter-karakter dalam serial "Friends" sudah seperti teman bagi banyak penonton. Acara ini memiliki daya tarik universal dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan banyak orang. Terlepas dari usia, orang-orang terus menemukan kenyamanan dalam menonton serial ini. Reuni spesial "Friends" pada 2021 juga menjadi momen bersejarah yang menghidupkan kembali kenangan para penggemar selama pandemi.
Salah satu konsep yang menjelaskan keterikatan kita dengan karakter fiksi adalah teori surogasi sosial. Ketika karakter dalam sebuah pertunjukan menjadi begitu akrab, kita merasa seperti memiliki hubungan yang sama dengan mereka seperti yang kita miliki dengan teman dan keluarga dalam kehidupan nyata. Keterikatan ini membuat kita merasa nyaman dan tidak kesepian. Matthew Perry, melalui perannya sebagai Chandler Bing, adalah salah satu wajah yang paling dikenal dan dicintai dalam serial "Friends".
Pentingnya Nostalgia
Selain itu, pentingnya "Friends" sebagai sebuah pertunjukan juga menjelaskan mengapa kehilangan Perry begitu memengaruhi banyak orang. Acara ini tayang pertama kali hampir 30 tahun yang lalu, dan banyak penggemar yang awalnya menonton sebagai remaja atau dewasa muda sekarang telah memasuki usia paruh baya atau lebih tua. Ini menciptakan perasaan nostalgia yang kuat, yang merupakan kerinduan sentimental terhadap masa lalu.
Nostalgia melibatkan refleksi diri dan akses memori otobiografi, dan ini membawa manfaat psikologis seperti harga diri yang lebih tinggi, rasa optimisme yang lebih besar, dan peningkatan emosi positif. Selain itu, nostalgia juga dapat membangun kedekatan sosial saat penggemar berbagi kenangan mereka tentang pertunjukan dan karakternya. Rasa memiliki ini adalah salah satu manfaat dari menjadi penggemar, dan nostalgia memperkuatnya. Ini juga menciptakan perasaan kontinuitas diri, yang membuat kita merasa lebih otentik dan selaras dengan diri sejati kita.
Mengatasi Stres dengan Nostalgia
Di dunia yang penuh dengan tekanan, nostalgia dapat menjadi alat untuk mengurangi kecemasan dan menghadapi stres. Banyak orang menggunakan nostalgia sebagai sumber kenyamanan psikologis ketika mereka menghadapi perasaan negatif.
Dalam situasi kecewa, nostalgia dapat membantu mengurangi perasaan tersebut dengan mengingat "hari yang lebih baik". Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa menonton "Friends" atau acara serupa tetap populer, karena membawa rasa nyaman dan pengalaman positif.
Keterikatan Emosional
Itulah sebabnya, kehilangan karakter dari pertunjukan yang sudah lama diikuti oleh penggemar terasa begitu nyata. Meskipun kita mungkin tidak mengenal Matthew Perry secara pribadi, kita merasa dekat dengan karakternya, Chandler Bing.
Keterbukaan Perry tentang perjuangannya mengatasi kecanduan dan tekadnya membantu orang lain yang berjuang menghadapi masalah serupa telah membuat banyak penggemar merasa terhubung dengannya.
Ketika kita merasakan kesedihan atas kematian aktor yang memerankan karakter favorit kita, kita sebenarnya merasa sedih atas kehilangan karakter tersebut. Sayangnya, tidak semua orang memahami betapa kuatnya keterikatan antara penggemar dengan karakter atau aktor kesayangan mereka.
Setiap kali kita menonton episode "Friends" itu adalah cara untuk terus merasa dekat dengan karakter yang kita cintai, sebagai penghiburan, sumber koneksi, dan makna dalam hidup kita. (Kontributor)
*** Saduran dari Psychology Today.
